About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful.

Selasa, 02 November 2010

Merapi Mountain

 

 1. Geografis
 Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.




Ini peta Letak gunung Merapi
Gunung Merapi (2914 meter) hingga saat ini masih dianggap sebagai gunung berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia, namun menawarkan panorama dan atraksi alam yang indah dan menakjubkan. Secara geografis terletak di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten.
2. Juru Kunci
 
Mbah Maridjan, yang mengemban amanah dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menjadi Wakil Juru Kunci Merapi sejak tahun 1970, dan menjadi Juru Kunci Tahun 1982, merupakan anak dari Mbah Darso yang juga Juru Kunci Merapi sebelumnya, sudah hampir 83 tahun merasakan segala polah dan bahasa sesuatunya tentang kehidupan dan seluk beluk Merapi. Menurut sejarah, bencana alam Merapi sebenarnya sudah menimpa penduduk kawasan Merapi sudah sekian puluh tahun, tetapi hanya peristiwa kemarin, pada tanggal 26 Oktober 2010, yang mengakhiri hidup Mbah Maridjan.
Menurut Hendro Basuki, wartawan Suara Merdeka (Suara Merdeka, 29 Oktober 2010, hal.6), disebutkan bahwa sesungguhnya melalui uluk salam, Mbah Maridjan mampu menepikan Wedhus gembel sehingga tubuh Mbah Maridjan sendiri berada dalam posisi aman dari ancaman bahaya Merapi. Sejak tahun 1970 sampai kini, Beliau tidak pernah terkena apapun bahaya Merapi. Ini menandakan bahwa Mbah Maridjan sesungguhnya bisa berkomunikasi secara khusus dengan bahasa khusus juga dengan “diri” Merapi. Maka, seringkali Baliau mengingatkan agar jangan menyebut Merapi dengan sebutan yang menghina dan merendahkan. Ini seolah, Merapi memahami diri Mbah Maridjan dan Mbah Maridjan juga memahami perihal sedalam-dalamnya tentang “diri aku” Merapi. Anugerah ini rupanya juga sebuah manifestasi dari hati keduanya, Mbah Maridjan dan Merapi, terpaut suasana “saling mengerti dan mencintai”, sehingga Merapi sendiri seringkali “mengalah” dan tidak mencelakakan tubuh Mbah Maridjan sepanas dan seganas apapun wedhus gembel. 

3. Aktivitas


Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.
Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini. [1]

4. Efek dari meletusnya gunung merapi
Efek dari meletusnya gunung merapi ada yang berdampak positif dan yang berdampak negatif.

Dampak positif dari meletusnya gunung berapi adalah :
1. Debu vulkanik dapat menyuburkan tanah dalam waktu beberapa tahun kedepan. Itu lah mengapa Indonesia termasuk daerah subur. Salah satu faktornya yaitu adanya gunung api.
2. Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal ato panas bumi yg sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sisa2 aktivitas gunung api dapat menghasikan bahan2 tambang yg berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan laen-laen.
 
Sedangkan dampak negatifnya :
1. Letusan gunung api dapat menyebabkan banyak korban jiwa.
2. Kalo letusannya dahsyat, debu vulkaniknya dapat menutupi atmosfer
3. Tercemarnya air sungai karena terkena lahar dingin

0 komentar:

Posting Komentar